Bebek Tune Up 4-Tak 115 cc

Main di kelas Bebek Tune Up 4-Tak 115 cc butuh komponen yang optimal untuk mengail tenaga rata mulai putaran bawah hingga atas. Seperti Yamaha Vega lansiran 2005 yang dipacu Eko Chodox terjun dikelas cc terkecil ini. Engine, butuh ramuan power yang padat lewat rasio kompresi mesin tinggi.

“Teknis kerja mesin enggak jauh dari spek mesin road race. Baik diameter klep maupun komponen lainnya. Hanya memaksimalkan komponen seadanya dengan kompresi sekitar 14,7 : 1,” buka Birowo Seno, mekanik JBX racing yang antar Eko Chodox berdiri di podium tertinggi di event Perwira Drag Bike, Purbalingga, beberapa waktu lalu.

Ramuan kompresi tinggi, didapat dari olahan piston TDR 52 mm kolaborasi kubah squish model gentong yang cocok mengail tenaga di rpm tinggi. Makanya, hanya cocok bahan bakar bensol agar kompresi padat mampu diletup busi tipe dingin.

Yang jadi persoalan, justru pada mekanisme kruk as. Sebab Kruk as standar Vega riskan melintir bahkan patah. Makanya kruk as asli ditukar dengan Yamaha Jupiter Z lawas. “Material kruk as Jupiter Z lebih alot. Kuat menahan kompresi tinggi tanpa takut ada gejala melintir,” cuap mekanik yang beken dengan panggilan Jebenx ini.

Power mesin besar butuh perpindahan daya dan akselerasi yang konstan. Makanya racikan gigi rasio memakai hitungan rapat mulai dari gigi terendah hingga gigi empat. Rasio gigi I main di 13/36. Laju ke gigi dua, 16/29. Untuk gigi III, masih dipercaya perbandingan rasio standar. Sedangkan untuk gigi IV, dibikin rapat dengan racikan 21/24.

Tapi, buat main di Purbalingga dengan jarak 201 meter, final gear cukup 13/24 mata. Jadi, ledakan power optimal mulai start hingga finish.

Racikan durasi noken as pun mirip dengan pacuan road race yang bermain dihitungan 280º. Keseluruhan durasi, makin optimal dengan dipadu lift klep 9,2 mm. Sayangnya walaupun jawara di kelas bebek Tune Up 4-Tak 115 cc, namun ukiran time terbaik masih sedikit lebih lambat dari event sebelumnya.

"Pas heat 115 cc cuaca mendung, padahal karbu Keihin PWK 28 disesuaikan cuaca. Pilot-jet 68 dan main-jet 112. Tapi, time tak membaik. Apalagi heat kemarin sekali langsung final. Tanpa penyisihan, jadi susah cari setingan terbaik,” papar Jebenk dari Jl. AW. Sumarmo No. 50, Solo, Jawa Tengah ini.