Review Yamaha FreeGo Enak Sih, tapi..

Secara desain, Yamaha sepertinya mencoba untuk menularkan FreeGo dengan skutik maxi mereka yang diterima masyarakat secara positif. Hal itu terlihat dari perawakannya yang gempal, seperti NMax maupun Lexi. Dari depan sampai belakang serba berisi.

Dengan tubuh yang cukup besar ini, maka tak heran jika di bawah jok terdapat ruang penyimpanan yang luas. Kapasitasnya mencapai 25 liter, bahkan lebih besar daripada Nmax.
Dengan ukuran sebesar ini, Anda bisa menyimpan helm fullface, jas hujan dan sarung tangan. Tapi sayang, untuk menyimpan helm harus dalam posisi terbalik.
Untuk bisa mendapatkan ruang sebesar ini, tangki bensin ditempatkan di bagian dek atau tepat di bawah pijakan kaki pengemudi. Banyak yang mengkhawatirkan posisi tangki seperti ini karena bagian bawah motor rentan berbenturan terutama dengan polisi tidur ataupun saat terjerembab dalam lubang.
Namun Yamaha mengklaim tangki dengan volume 4,2 liter itu dalam posisi yang aman karena telah diberi cover pelindung dari pelat baja yang cukup tebal. Posisi lubang pengisian bensin juga memudahkan karena posisinya di bawah stang sebelah kiri. Dengan begitu tidak perlu repot buka jok.
Ruang kaki FreeGo juga terbilang lapang. Kaki bisa bergerak leluasa. Lantaran ukurannya yang lebar ini bisa memudahkan dalam mengangkut galon ataupun tabung gas 3 kg.
Menyoal posisi berkendara, bagi anda yang memiliki tinggi 175cm, FreeGo cukup nyaman. Posisi setang tidak terlalu pendek, dan tidak pula ketinggian. Alhasil manuver di jalur perkotaan yang padat, motor ini mampu bergerak lincah.B
Bantingan suspensi yang digunakan juga lumayan enak. Tidak terlalu empuk dan tak terlampau keras juga. Hanya saja jok yang cenderung kaku dan keras membuat kami tidak betah berlama-lama di atas motor. Pasalnya, bikin bokong cepat panas.
Berkendara di dalam kota, menerobos kemacetan Ibu Kota, FreeGo gak mengalami kendala berarti. Dimensinya yang tidak terlalu panjang membuat motor ini lincah di tengah kemacetan. Tenaga yang disemburkan mesin juga terbilang cukup untuk diajak stop and go.
Beruntung skutik ini dilengkapi smart keyimmobilizer dan answer back system sehingga jadi merasa lebih aman dari aksi pencurian dan memudahkan dalam menemukan motor saat berada di parkiran.
Dan saat menempuh perjalanan jauh seperti ini, fitur electric power socket sangat membantu dalam mengisi ulang baterai ponsel. Tapi sayangnya, tidak ada tempat untuk menyimpan gadget yang sedang dicas.
Kemampuan FreeGo baru benar-benar diuji kala memasuki kawasan Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Dari sini hingga menuju Pantai Sawarna akan disajikan jalanan berkelok serta jalan yang naik dan turun.
Asyiknya, jalan berkelok-kelok di Cikidang bisa dengan nyaman dinikmati. Menggunakan pelek 12 inci dengan profil ban yang lebar membuat rasa percaya diri membuncah kala melibas tikungan.
Namun saat menjumpai tanjakan, kami pun kewalahan. Tenaga FreeGo bisa dibilang pas-pasan saat menghadapi tanjakan terjal. Beruntung kondisi jalan yang relatif lengang memudahkan kami untuk mendapatkan momentum yang dibutuhkan untuk menanjak.
Meski FreeGo dan Lexi sama-sama mengusung mesin 125cc, jantung mekanis keduanya ternyata berbeda. Lexi lebih bertenaga karena menggunakan mesin Aerox 125. Sementara FreeGo mengadopsi mesin 125cc BlueCore dengan Smart Motor Generator (SMG) yang secara spesifikasi berada di bawah Lexi.
Menempuh jarak hingga 360 km, FreeGo terbilang irit. Kurang lebih Rp 100 ribuan kami keluarkan untuk membeli bahan bakar RON 90( pertalite).