Peranti ini juga sering dibilang sebagai otak pengapian motor. Inti kinerjanya pada kapasitor di dalamnya. Di mana pada sistem AC atau DC, tegangan tinggi masuk ke kapasitor berkisar 250-300 Volt. Kemudian dilepas ke koil yang memiliki perbandingan 1 : 700-750. Ujungnya tegangan koil yang keluar jadi 30.000-35.000 Volt.
“Pelepasan muatan tersebut, dipicu oleh pulser dan biasa disebut timing pengapian. Namun tiap tunggangan memiliki panjang pulser berbeda, makanya tak bisa saling tukar CDI,” beber Tomy Huang, penggagas CDI BRT.
Bawaan pabrik, semua CDI ada limiter/pembatasnya guna menjaga kinerja mesin agar tidak melebihi daya kerja mesin itu sendiri. Namun banyak rider yang ingin memperpanjang bahkan menghilangkan limit tersebut untuk memperoleh performa dan akselerasi yang lebih besar.
Salah satu cara praktisnya dengan pasang CDI aftermarket berembel-embel racing. “Namun tak semua CDI racing unlimiter. Kebanyakan produk ini, racikannya fokus pada kurva pengapian dan limiternya dibikin lebih tinggi dari standar,” beber Andres Sianipar, research & development CDI Andrion.
Lantaran berstatus racing, selain bikin performa dan akselerasi terdongkrak, bukan berarti peranti ini bikin boros bensin, justru sebaliknya. “Hal ini dikarenakan adanya proses pembakaran yang lebih sempurna, sehingga BBM di ruang bakar yang masuk ke ruang bakar, terbakar semua,” imbuh Andres.
Bila dilihat dari pengaplikasiannya, part pendongkrak pengapian ini dibagi menjadi 2. Pertama, timing pengapian yang bersifat tetap dan kedua timing pengapian yang bisa diubah/setel sesuai setingan mesin (programmable).
“CDI racing tipe pertama, biasa dipakai untuk motor harian, sedangkan tipe programmable, lebih efektif diaplikasi pada motor balap maupun road race,” ujar Ruddy Tanumihardjo, distributor Cheetah Power.
Eits, tunggu dulu! Selain CDI racing berlabel BRT, Andrion, Cheetah Power, Rextor, TDR dan Varro yang jadi incaran motormania, juga ada CDI Genuine bawaan motor yang juga jadi jajanan untuk disubstitusi pada motor lain. CDI tersebut adalah CDI Yamaha Fino, Suzuki Shogun 110 (Shindengen) dan Yamaha Vega lawas.
“Ketiga CDI tersebut ada yang bisa langsung pasang dan ada juga yang butuh beberapa penyesuaian,” imbuh Jessy ‘Cokky’ Liga Siswanto, penggawang JP Racing, yang sudah aplikasi CDI Fino pada Yamaha Mio road race racikannya.
Nah, bagi pencinta motor kenceng yang berencana aplikasi salah satu part tersebut, silakan lirik daftar harganya di bawah ini (lihat tabel harga). Tentunya disesuaikan dengan kebutuhan, karakter mesin dan budget yang ada.
Monggo, dipilih!
BRT (021-9765447)
- Hyperband 400 ribu
- Dualband 450 ribu
- I-Max 850 ribu
Rextor (021-97937709)
- Adjustable 550 ribu
- Prodrag 3 juta
- Monster 2,5 juta
- AC GRM 2 juta
- AC Extreem 975 ribu
- Limited Edition 1,5 juta
Andrion (021-70016288)
- 310 750 ribu
- IM-8 800 ribu
Varro (021-87908263)
- Harian 325 ribu
TDR (021-6939777)
- Standar 950 ribu
- Racing 1,5 juta
Cheetah Power (021-33417323)
- CPEX Newbie 450 ribu
- CPEX Amateur 660 ribu
- CPEX Pro 500 990 ribu
- CPEX Pro 750 2,5 juta
- CPAC 550 ribu
CDI Yamaha Fino (021-74713827)
- CDI Fino 850 ribu